Menantimu Dalam Kelam

Untaian kata-katamu tenang mengalir sampai ke muaranya, mengalun indah bagai dendang cinta para pujangga. Bahkan telaga pun kerap cemburu sebab tak pernah mampu ia beranjak. Aku percaya, pintamu itu hanya rengekan manja si anak manis yang tengah mendamba sapa.

Pelepah dauh pisang bergoyang menari di kilauan embun malam, mencibiri gundah di kepalaku sebab kau tak juga pahamkan. Aku hanya sepercik air kubangan yang menyiprat di kakimu kala kau lewat di malam heningmu itu. Rindu yang kau teriakkan hingga parau suaramu itu kerap membuyarkan mimpi-mimpiku. Kau temaram bulan yang redup terhalang awan kelam. Kau buih kali hitam yang bermuara di antara batas lautan. Kau tetap dirimu, meski hening menyelimuti malam yang kau puja itu. Dan aku tetap di sini...menantimu...dalam...kelam!

Asmara Gt.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Anda tertarik? Mau membahas? Atau mau mengkritik? Silahkan tuliskan apa saja di kolom komentar ini.