Mentari senja berbinar, memerah. Cahayanya memantul liar di riak ombak. Aku dan kamu hanya terdiam di sini, meski perahu nelayan nampak indah di kejauhan sana.
"Kamu sayang kan sama aku?" tiba-tiba kamu bertanya seperti itu. Pertanyaan yang selalu sulit untuk kujawab. Bukan apa-apa. Sebuah jawaban verbal pasti lebih mudah diucapkan ketimbang mati-matian membuktikannya. Kamu tau, kan? Dan apa jawabku?
"Aku mau kamu bahagia." kataku. Semoga jawabanku itu dapat memuaskanmu. Setidaknya begitulah harapanku. Tapi lagi-lagi kamu cuma termangu. Aku tak tau pasti apa yang tengah bergulat dalam benakmu saat mendengar jawabku itu.
"Kamu yakin aku gak bahagia?" matamu penuh selidik, menukik langsung ke jantung hatiku. Jelas aku jadi gelagepan. Pertanyaan balikmu itu tak kuduga sama sekali. Aku terdiam sejenak, kutimbang segala ukuran tetek-bengek di batinku.
"Kamu bahagia." jawabku, " Aku justru yang udah merusaknya." lanjutku, lemah.
"Maksud kamu?" ooh, matamu kian menuding dalam menusuk-nusuk hatiku.
"Kamu bahagia." jawabku, " Aku justru yang udah merusaknya." lanjutku, lemah.
"Maksud kamu?" ooh, matamu kian menuding dalam menusuk-nusuk hatiku.
"Aku udah bikin kebahagiaan kamu ternoda. Maafkan aku..." aku kian tertunduk, menumpuk rasa bersalah yang kian berkecamuk. Aku tak perhatikan lagi dirimu. Entah apa yang kini bergelora dalam benakmu. Yang kutahu, aku benar-benar merasa bodoh. Sampai kudengar suaramu, menghentak rasa bersalahku.
"Ah, aku akan tetap mengasihi kamu sampai kapanpun!" kamu bilang. Buru-buru kupalingkan wajahku, meneliti kesungguhan ucapanmu itu. Dan matamu kian tajam menatapku. Aku melemah, kucoba raih tanganmu.
"Aku cuma duri di hati kamu. Walau aku punya sejuta cinta untuk kamu, cintaku itu gak akan pernah mampu membuat kamu bahagia." Saat kubilang begitu, kamu menggeleng...lalu senyum, tipis sekali. Senyum yang mengingatkan aku pada masa-masa kita muda dulu, saat segalanya indah seperti sinar senja di ujung sana. Lantas katamu...
"Aku bahagia dengan cinta kamu. Aku merasakannya saat bersama kamu. Udahlah...kita gak usah menyusahkan diri. Biarkan saja semuanya seperti apa adanya."
Aku terdiam. Kamu juga diam. Dan mentari senjapun kian beranjak ke kegelapan.
Asmara Gt.
Asmara Gt.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Anda tertarik? Mau membahas? Atau mau mengkritik? Silahkan tuliskan apa saja di kolom komentar ini.